Headlines News :
    DONASI: NOREK. 0534010013 a/n CECEP WAWAN SETIAWAN
Selamat Datang di Blog Sederhana Kang Cecep Wawan Setiawan
    DONASI: NOREK. 0534010013 a/n CECEP WAWAN SETIAWAN
Selamat Datang di Blog Sederhana Kang Cecep Wawan Setiawan
Home » » Cara Budidaya Paprika Hidroponik

Cara Budidaya Paprika Hidroponik

Budidaya Paprika Hidroponik

Budidaya paprika hidroponik adalah salah satu usaha yang mungkin bisa anda coba. Paprika memiliki rasa yang pedas walaupun rasa pedas tersebut tidak seperti cabai pada umumnya. Karena itulah orang luar negeri lebih suka menggunakan paprika untuk meningkatkan rasa pedas dalam masakannya.

Budidaya paprika hidroponik bisa menjadi salah satu bisnis anda. Karena banyak orang indonesia sekarang ini yang terpengaruh budaya barat dan mulai memasak makanan barat dengan campuran buah paprika. Dengan permintaan yang semakin meningkat, anda bisa menjadikan ini bisnis budidaya paprika hidroponik.

Persiapan

Sarana, alat, dan bahan yang harus dipersiapkan adalah Nursery, Tray semai/wadah, Benih (contoh benih paprika yang ada seperti spertacus F1, Goldflame F1, Kelvin F1), Media semai (Rockwool-Grodan/Sekam bakar,dll), Thermometer dan Hygrometer, Pinset, Ruang semai/lemari semai dan Alat semprot (hand sprayer).

PERSEMAIAN

Hampir sama dengan komoditi lainnya, komoditi[B] paprika[/B] dengan sistem hidroponik pun dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Periode pembibitan awal dari sistem dari bercocok tanam yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya tanaman pada masa produksi.

Persiapan

Sarana, alat, dan bahan yang harus dipersiapkan adalah Nursery, Tray semai/wadah, Benih (contoh benih paprika yang ada seperti spertacus F1, Goldflame F1, Kelvin F1), Media semai (Rockwool-Grodan/Sekam bakar,dll), Thermometer dan Hygrometer, Pinset, Ruang semai/lemari semai dan Alat semprot (hand sprayer).

Faktor yang Mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam persemaian/pembibitan antara lain kualitas benih, jenis media yang digunakan, suhu dan kelembaban, intensitas cahaya dan teknis pembibitan.

Teknis Pembibitan
  • Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama ± 30 menit, sambil menunggu kita bisa menyiapkan media semai yang akan digunakan.
  • Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah sampai merata dan biarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes.
  • Buat lubang kecil pada rockwool-Grodan (apabila menggunakan Rockwool) atau garitan kecil yang saling berpotongan pada [B]Sekam[/B] (apabila menggunakan sekam bakar) sehingga membentuk bujur sangkar dengan jarak ± 2 cm.
  • Letakkan benih satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik tumbuh menghadap kebawah ± 0,5 cm dengan menggunakan pinset, setelah semua benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.
  • Benih-benih tersebut ditaruh di lemari semai (germenation chamber), selama di lemari semai suhu optimal 20-25 ºC dengan RH 70%-90%. Suhu dan RH dapat diatur dengan cara memasang lampu jika suhu rendah dan Jika kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari semai dengan menggunakan hand sprayer.
  • Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
  • Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi (JORO A&B Mix) dengan EC. 1,5 mS/Cm dan pH. 5.5.
  • Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi penyiraman 1-2 kali sehari (tergantung cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), pengendalian hama dan penyakit selama di nursery misalnya trips, mite, leaf miner, rebah kecambah dll) dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.
  • Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.

PERSIAPAN TANAM DAN TRANSPLANTING

Setelah bibit siap untuk dipindahkan ke greenhouse ada beberapa hal yang harus dilakukan/dipersiapkan sebelun transplanting:

Sanitasi Greenhouse
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk membersihkan greenhouse dari rumput atau sisa tanaman lainnya, sampah dan benda-benda lainnya yang tidak diinginkan.

Sterilisasi Greenhouse
Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorganisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang sering digunakan dalam sterilisasi antara lain lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, yang dalam penggunaannya biasa dilakukan dengan cara:
  • Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter air.
  • Dalam waktu ± 4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.
  • Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/liter air.
  • Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam greenhouse.

Persiapan Tanam
  • Sebelum media ditempatkan, terlebih dahulu media dimasukkan kedalam polybag atau plastik slab atau pot.
  • Bila menggunakan plastik slab, ukuran yang biasa digunakan adalah 100 x 25 cm dan jika menggunakan polybag, ukurannya 35 x 40 cm
  • Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar, rockwool-grodan atau cocopeat.
  • Plastik mulsa dipasang pada permukaan bedengan atau dibawa slab/polybag supaya kar tanaman tidak kontaminasi/masuk kedalam tanah.
  • Kemudian media tersebut ditata didalam greenhouse sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan (di Lembang standar antar bedengan ± 140 cm dan antar tanaman ± 50 cm).
  • Buat lubang tanam dengan diameter ± 15 cm pada permukaan slab (jika menggunakan sistem slab). Apabila menggunakan polybag buatlah lubang tanam sesuai dengan besarnya polybag yang digunakan untuk pemeliharaan di nursery.
  • Media dibasahi dengan larutan nutrisi/pupuk dengan EC 1,5 dan pH 5,5 sampai benar-benar basah/jenuh.
  • Pada lubang tanam yaang telah dipersiapkan taburkan Furadan 3G sebanyak ± 2 gram/lubang tanam untuk preventif terhadap serangan Nematoda.
  • Tahap selanjutnya bibit siap untuk ditransplanting ke greenhouse. Sebelum bibit ditempatkan bagian bawah polybag digunting dengan hati-hati supaya akar bibit tidak putus/rusak, kemudian bibit ditempatkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan.
  • Untuk menghindari terjadi kelebihan air siraman dan tumpukan garam-garam dimedia, satu hari setelah transplanting lubang drainase dibuat pada bagian bawah slab/polybag.

PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN (FERTIGASI)

Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya sistem hidroponik umumnya dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes (drip irrigation system), tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan sistem irigasi tetes yang berkualitas baik dengan demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak, menghemat waktu (dalam waktu singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah yang banyak). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  • Kualitas air (sumber air/sumur/mata air), harus bersih dan bebas dari penyakit/kimia
  • Kualitas pupuk/nutrisi (komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang dipakai mempunyai kemampuan larut 100%)
  • Waktu, volume dan frekuensi fertigasi
  • Jenis tanaman yang ditanam
  • Jenis media yang digunakan
Khusus mengenai nutrisi untuk sistem hidroponik telah tersedia nutrisi siap pakai di toko petanian seperti A&B MIX yang tersedia untuk berbagai komoditi (selain untuk Paprika juga ada A&B MIX untuk tanaman Tomat, Melon, Timun, Mawar Anggrek, dll) yang dalam apalikasinya sangat mudah, mengandung unsur hara komplit baik makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman.

TEKNIS FERTIGASI

  • Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis dan umur tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan jenis media yang digunakan. Cuaca mendung atau hujan (evaporasi kurang) volume dan frekuensi penyiraman dikurangi karena efek terhadap media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan baik. kondisi yang diinginkan tanaman adalah berimbang antara air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya kalau cuaca panas (evaporasi naik) fertigasi harus lebih sering dan volumenya lebih banyak.
  • Nilai EC (jumlah pupuk yang larut dalam air) dan nilai pH (tingkat keasaman) suatu larutan sangatlah penting sebab akan menunjukkan berapa banyak unsur hara yang tersedia  bagi tanaman. Sebab tidak ada satu situasi yang sama (beda daerah, iklim, beda media, beda varietas dll) jumlah dan frekuensi tidak bisa distandarkan /disamakan. Untuk setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus kita cari cara yang optimal untuk tanaman.
  • Tingkat kepekatan (EC) yang diberikan untuk tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. pH didalam media yang bagus kurang lebih 5,2 sebab dengan tingkat pH tersebut semua unsur hara tersedia didalam air/media bisa diserap oleh tanaman.
  • Satu hal yang tak kalah penting adalah pencatatan mengenai waktu siram, volume siram, EC/pH in, EC/pH out, suhu, RH dan kondisi cuaca. Hal ini penting sebab dari data tersebut bisa membantu dalam mengambil suatu keputusan untuk merubah atau tidak sistem yang sudah berlangsung sebelumnya.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Pengalaman dari beberapa petani terakhir ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang seperti: Thrips, mites, aphids, leaf miners, ulat, virus, layu fusarium, layu bakteri, powdery meldew, bercak daun, penyakit fisiologis (defesiensi unsur hara) dan sebagainya.
Pencegahan dan Pengendalian dapat dilakukan dengan cara:
  • Menjaga kebersihan, membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi greenhouse/masuk bak sampah dan dibakar.
  • Sterilisasi greenhouse (gunakan lysol, formalin, dan pestisida) ini harus dilakukan setiap awal musim tanam/sebelum tanam dimulai.
  • Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur/larva hama dan patogen penyakit yang terbawa oleh alas kaki.
  • Menggunakan varietas yang resisten
  • Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri) dimasukkan ke kantong/karung plastik lalu buang jauh dari lokasi greenhouse/dibakar.
  • Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami (predator), tapi cara ini di Indonesia masih jarang dilakukan.
  • Gunakan susu skim (kandungan protein minimal 35%) dengan konsentrasi 100 gram/1 liter airuntuk menghindari terjadinya penularan virus pada saat miwil (prunning)
  • Kimiawi (pestisida), ini akan menjadi bagus jika penggunaannya tepat dalam pemilihan jenis, konsentrasi dan volume semprot. Disamping itu bisa mempunyai efek kurang baik kalau dalam penggunaannya salah. Untuk menghindari terjadinya kesalahan, memerlukan pengetahuan teknis dan alat (nozzle) kualitas tinggi.
  • Lakukan pengendalian bersama-sama dengan kebun disekitar (kebun tetangga) supaya pengendalian hama dan penyakit mungkin akan lebih efektif
Satu hal perlu diperhatikan pengaruh pestisida terhadap kesehatan petani, konsumen, dan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut harus menggunakan pengaman seperti jas/pakaian semprot, sarung tangan, masker, kacamata dan pengaman lainnya.

Sumber : ber-tanamhidroponik.blogspot.com
Bagikan Artikelo Ini :

0 komentar:

Jadwal Sholat Hari Ini_Pilih Kota Anda

 
Support : Creating Website | Mas Template | AYAH_Cecep Wawan Setiawan
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Journal C.W. Setiawan - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Redesigned by AYAH_Cecep Wawan Setiawan