Sebuah penelitian terbaru menyebutkan, mengonsumsi produk susu tanpa lemak yang diperkaya dengan dua bahan alami dapat mengurangi frekuensi dan intensitas nyeri encok.
Encok atau disebut juga dengan arthritis gout merupakan jenis peradangan persendian yang bersifat kronis dan sering muncul dalam serangan akut.Jika sedang kambuh,rasanya bukan main sakitnya.Bahkan, kadang-kadang bagian yang sakit tersebut tidak bisa digerakkan. Encok biasanya ditandai dengan rasa sakit akut di ibu jari kaki.Ibu jari menjadi lembut, panas,dan membengkak dalam beberapa jam.
Encok juga bisa menyerang persendian lainnya,seperti lutut dan pergelangan. Parahnya,encok juga bisa menyerang lebih dari satu persendian dalam waktu bersamaan.Serangan biasanya muncul di tengah malam atau menjelang pagi.Parahnya, encok bisa bertahan hingga satu minggu atau lebih. Saat menyerang,encok juga terkadang disertai demam ringan dan kehilangan selera makan.
Encok disebabkan oleh pembentukan kristal asam urat di persendian,kulit,dan ginjal.Selain itu,encok juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan,konsumsi alkohol, asupan makanan kaya protein dan karbohidrat berlebih,kurang aktivitas fisik dan stres.Lalu bagaimana mengatasinya?
Sebuah penelitian yang didukung oleh Fonterra dan diterbitkan pekan ini dalam British Medical Journal Annals of the Rheumatic Diseases menyebutkan,susu tanpa lemak yang diperkaya dengan dua bahan alami yang terdapat pada produk susu dapat mengurangi frekuensi dan intensitas nyeri encok.
Dari pihak Fonterra,penelitian ini melibatkan divisi Premium Ingredients Fonterra yang telah mematenkan kedua bahan terkait encok, yaitu glycomacropeptide (GMP) dan lemak susu G600 (G600) dan kini tengah mempelajari peluang untuk mendistribusikan solusi baru ini kepada para penderita encok di seluruh dunia.
Penelitian revolusioner ini merupakan uji klinis pertama yang mempelajari pengaruh intervensi diet terhadap encok.Studi ini dilakukan oleh Dr Nicola Dalbeth dari University of Auckland, Bone and Joint Research Group,serta para peneliti dari Fonterra Research Centre and the University Department of Medicine. Dalbeth menyatakan, hasil penelitian ini merupakan kabar baik bagi jutaan penderita encok di seluruh dunia.
Encok sendiri merupakan bentuk pembengkakan radang sendi yang paling lazim ditemui dan diasosiasikan dengan nyeri sendi yang luar biasa.“Meski umumnya encok dianggap sebagai penyakit nutrisi, sampai saat ini tak ada uji klinis yang menunjukkan pengaruh positif yang ditimbulkan dari intervensi diet,” ungkapnya seperti dalam rilis yang diterima SINDO.
Jika dikembangkan lebih jauh,lanjut dia,temuan ini berpotensi memberikan pasien kendali lebih terhadap penyakit mereka.“Serta dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat untuk penanganan encok yang sampai saat ini masih terus dilakukan,”kata Dalbeth.
Sementara itu,prevalensi encok di tingkat dunia tampaknya terus meningkat dengan estimasi terkini bahwa prevalensi encok di Selandia Baru sekitar 2,9% dari seluruh populasi, sedangkan prevalensi di Australia dilaporkan sebesar 1,4%.Sebanyak 8,3 juta orang Amerika (sekitar 4%) kini menderita encok. rendra hanggara
0 komentar:
Post a Comment