KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh hadir memberi kesaksian untuk terdakwa Muhammad Nazaruddin di Pengadiloan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (15/2/2012). Angelina Sondakh membantah memiliki BlackBerry dan tidak mengakui semua isi pesan komunikasi dalam BlackBerry tersebut saat dipertanyakan dalam persidangan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan gaya dan pembawaan yang santai, tenang, dan santun, Angelina Sondakh menduduki kursi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (15/2/2012) kemarin. Anggota DPR yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat nonaktif itu menjadi saksi bagi mantan rekan separtainya, Muhammad Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011.
Kesaksian Angelina ini, termasuk hal yang ditunggu-tunggu. Angelina alias Angie, yang pernah duduk sebagai anggota Badan Anggaran DPR itu, diharapkan dapat mengungkapkan aliran dana wisma atlet ke DPR. Namun, apa yang disampaikan Angelina selama kurang lebih empat jam di persidangan itu tak lebih dari sederet bantahan.
Kata "tidak pernah", "tidak ada", "tidak tahu", atau "tidak kenal", kerap meluncur dari mantan Puteri Indonesia ini.
Percakapan dengan Rosa via BlackBerry Messanger
Dari sekian pertanyaan yang meluncur dari majelis hakim dan pengacara Nazaruddin, sebagian besar mengorek percakapannya dengan saksi lainnya, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang. Dalam keterangan Rosa, ia dan Angie melakukan percakapan melalui BlackBerry Messanger (BBM). Akan tetapi, Angie menepisnya.
Angie mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Mindo Rosalina Manulang melalui BBM. Ia mengatakan, tidak menggunakan BlackBerry hingga akhir 2010. Padahal, dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Rosa, terungkap adanya percakapan antara Angie dan Rosa melalui BBM. Percakapan itu, antara lain, berisi permintaan uang dari Angelina kepada Mindo dengan istilah "apel malang", "apel washington", "semangka", dan "pelumas".
Percakapan BBM kedua wanita itu juga menyebut istilah "ketua besar", yang menurut Rosa adalah kode untuk Anas Urbaningrum atau Mirwan Amir.
"Saya pertama kali pakai BB di akhir 2010, saya berganti BB dua-tiga kali," kata dia bersikukuh saat ketua majelis hakim, Dharmawati Ningsih menanyakan apakah Angie pernah mengundang Rosa ke acara keluarganya melalui BBM.
Jawaban Angelina ini mengundang rasa curiga hakim. Dharmawati lantas menunjukkan BAP terkait BBM-nya dengan Rosa yang diparaf Angie saat diperiksa penyidik KPK. Dalam BAP itu, Angie menggunakan BB dengan PIN 20F34209.
"Saudara sudah mengakui di BAP, sekarang berbeda. Mengaku tidak pernah BBM, di sini (di BAP), banyak BBM dengan Rosa?" tanya Dharmawati.
Masih tetap tenang, Angie mengaku salah pengertian saat memparaf BAP tersebut. Saat diperiksa penyidik KPK, Angie mengaku hanya memahami percakapan itu, namun tidak membenarkan percakapan tersebut dilakukannya.
"Maaf saya salah pengertian di BAP, saya diminta baca seluruhnya, di akhir ditanya 'Apakah kenal pembicarana tersebut?' Saya tidak mengenali karena saya tidak kenakan BB tersebut," ucap Angie.
Tidak berhenti sampai di situ, Dharmawati kemudian membacakan BAP terkait percakapan Angelina dengan Mindo melalui BBM saat Angie berkunjung ke Gunung Merapi, Jawa Tengah.
"Di sini saudara sebutkan 'Bantu dong Bu Rosa, untuk koban Merapi'. Pernah bilang gitu?" tanya Dharmawati.
"Enggak," jawab Angie singkat.
Kemudian Dharmawati melanjutkan, "'Bantu susu kek, Ibu bantu Rp 10 juta saja', pernah bilang seperti itu?" ucap Dharmawati yang lagi-lagi dijawab Angie dengan, "Tidak pernah".
Masih ada lagi. Dharmawati kembali membacakan percakapan BBM Mindo dengan Angie terkait Merapi.
"'Nanti ditransfer ke rekening sekretaris saya saja, nanti saya BB ya'. Kemudian, saudara bilang lagi 'Bu, ini rekening untuk korban merapi atas nama, Lindina Wulandari'. Bagaimana ini hubungannya?" tanya Dharmawati.
Masih tetap pada pendiriannya, Angelina bersikukuh tidak mengenali percakapan itu. "Mohon maaf yang mulia, saya tidak mengenali pembicaraan tersebut, dan saya tidak mengunakan BB. Saya baru gunakan BB di 2010," katanya lagi.
Anehnya, sebelum dibacakan percakapan BBM-nya dengan Rosa di Merapi itu, Angie sempat mengakui kalau staf pribadinya ada yang bernama Lindina Wulandari. Masih terkait percakapan BBM Angie dengan Rosa, Dharmawati membacakan BAP yang menyebut istilah "big boss", "Bali" dan nama Nazar.
"Di BBM ini juga disebut 'Duh pusing, kasih saja ke Bali, karena urusannya dengan big boss'. Pernah bilang big boss?" tanya Dharmawati.
"Tidak", jawab Angie.
"Sebut Anas?" lanjut Dharnawati yang juga dijawab, "Tidak".
"Sebut Nazaruddin?" tanya Dharmawati. "Tidak yang Mulia," jawab Angie.
Dibacakan pula BBM yang mengatakan, 'Duh saya takut, apa ya alasan saya, saya tahu dia tidak suka dengan Pak Nazar'?. Lalu dijawab Angie, "Tidak, itu bukan komunikasi saya yang mulia," katanya.
Demikian juga saat ditanya soal "apel malang", "apel washington," dan "semangka".
Tim TPF
Bantahan Angelina tidak hanya terkait BBM. Politikus Partai Demokrat itu juga mengaku tidak pernah menerima uang terkait proyek wisma atlet. Angie mengatakan tidak pernah mengaku di hadapan tim pencari fakta Partai Demokrat kalau dirinya menerima uang.
"Tidak pernah," katanya singkat menjawab pertanyaan terdakwa Nazaruddin.
Walaupun membantah menerima uang, Angelina membenarkan adanya pertemuan para kader Partai Demokrat yang terjadi pasca kasus wisma atlet ini mencuat. Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah kader Partai Demokrat antara lain, Benny K Harman, Max Sopachua, Ruhut Sitompul, M Nasir, Edi Sitanggang, Mirwan Amir, Djafar Hafsah, Nazaruddin, dan Angelina sendiri.
Namun, menurut Angelina, tim Pencari Fakta Partai Demokrat (TPF) tidak pernah ada. Tidak ada surat keputusan yang menetapkan pembentukan tim tersebut. Angelina juga mengatakan, pertemuan itu tidak membahas aliran dana wisma atlet. Saat itu, katanya, hanya membicarakan isu-isu terkait pemberitaan yang merugikan Partai Demokrat.
"yang dibicarakan isu-isu terkait pemberitaan yang merugikan partai kami," kata Angelina.
Sementara, Nazaruddin bersikukuh kalau dalam pertemuan itu, Angelina mengaku terima uang. Dari Rp 9 miliar uang yang digelontorkan Permai Grup ke DPR. Angelina disebutnya menerima Rp 1,5 miliar. Kemudian, menurut Nazaruddin, uang itu diserahkan Angelina ke Mirwan Amir lalu diberikan lagi ke Anas Urbaningrum sebesar Rp 2 miliar dan ke Jafar Hafsah senilai Rp 1 miliar.
Bantah ikut bagi uang
Selain itu, Angelina mengaku tidak pernah ikut pembangian uang dalam Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Dalam Kongres itu, Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum partai. Sementara Nazaruddin mengatakan, Angelina, dirinya, dan mendiang suami Angelina, Adjie Massaid membagi-bagikan uang kepada ketua-ketua dewan pimpinan cabang (DPC) untuk pemenangan Anas.
"Waktu itu ada Almarhum suaminya Bu Angie, ada saya dan Angie. Bagi-bagi uang kepada ketua DPC tentang dari putaran jeda, dari putaran satu ke putaran dua, itu yang merealisasikannya uangnya kebetulan langsung dari tangan Angie, Adji dan saya," ungkap Nazaruddin seusai persidangan.
Amplop untuk para ketua DPC itu, katanya, diberikan saat jeda putaran pertama ke putaran kedua pemungutan suara. Nilainya, mencapai sekitar 2 juta dollar AS.
"Kalau uang yang lain kan lewat koordinator masing-masing, waktu itu karena jeda waktu mepet, maka dibagikan langsung," tambahnya.
Atas pengakuan Angelina ini, Nazaruddin menilai wanita itu berbohong. Nazar pun berniat melaporkan Angelina ke polisi atas tuduhan menyampaikan keterangan palsu dalam persidangan.
Kesaksian Angelina ini, termasuk hal yang ditunggu-tunggu. Angelina alias Angie, yang pernah duduk sebagai anggota Badan Anggaran DPR itu, diharapkan dapat mengungkapkan aliran dana wisma atlet ke DPR. Namun, apa yang disampaikan Angelina selama kurang lebih empat jam di persidangan itu tak lebih dari sederet bantahan.
Kata "tidak pernah", "tidak ada", "tidak tahu", atau "tidak kenal", kerap meluncur dari mantan Puteri Indonesia ini.
Percakapan dengan Rosa via BlackBerry Messanger
Dari sekian pertanyaan yang meluncur dari majelis hakim dan pengacara Nazaruddin, sebagian besar mengorek percakapannya dengan saksi lainnya, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang. Dalam keterangan Rosa, ia dan Angie melakukan percakapan melalui BlackBerry Messanger (BBM). Akan tetapi, Angie menepisnya.
Angie mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Mindo Rosalina Manulang melalui BBM. Ia mengatakan, tidak menggunakan BlackBerry hingga akhir 2010. Padahal, dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Rosa, terungkap adanya percakapan antara Angie dan Rosa melalui BBM. Percakapan itu, antara lain, berisi permintaan uang dari Angelina kepada Mindo dengan istilah "apel malang", "apel washington", "semangka", dan "pelumas".
Percakapan BBM kedua wanita itu juga menyebut istilah "ketua besar", yang menurut Rosa adalah kode untuk Anas Urbaningrum atau Mirwan Amir.
"Saya pertama kali pakai BB di akhir 2010, saya berganti BB dua-tiga kali," kata dia bersikukuh saat ketua majelis hakim, Dharmawati Ningsih menanyakan apakah Angie pernah mengundang Rosa ke acara keluarganya melalui BBM.
Jawaban Angelina ini mengundang rasa curiga hakim. Dharmawati lantas menunjukkan BAP terkait BBM-nya dengan Rosa yang diparaf Angie saat diperiksa penyidik KPK. Dalam BAP itu, Angie menggunakan BB dengan PIN 20F34209.
"Saudara sudah mengakui di BAP, sekarang berbeda. Mengaku tidak pernah BBM, di sini (di BAP), banyak BBM dengan Rosa?" tanya Dharmawati.
Masih tetap tenang, Angie mengaku salah pengertian saat memparaf BAP tersebut. Saat diperiksa penyidik KPK, Angie mengaku hanya memahami percakapan itu, namun tidak membenarkan percakapan tersebut dilakukannya.
"Maaf saya salah pengertian di BAP, saya diminta baca seluruhnya, di akhir ditanya 'Apakah kenal pembicarana tersebut?' Saya tidak mengenali karena saya tidak kenakan BB tersebut," ucap Angie.
Tidak berhenti sampai di situ, Dharmawati kemudian membacakan BAP terkait percakapan Angelina dengan Mindo melalui BBM saat Angie berkunjung ke Gunung Merapi, Jawa Tengah.
"Di sini saudara sebutkan 'Bantu dong Bu Rosa, untuk koban Merapi'. Pernah bilang gitu?" tanya Dharmawati.
"Enggak," jawab Angie singkat.
Kemudian Dharmawati melanjutkan, "'Bantu susu kek, Ibu bantu Rp 10 juta saja', pernah bilang seperti itu?" ucap Dharmawati yang lagi-lagi dijawab Angie dengan, "Tidak pernah".
Masih ada lagi. Dharmawati kembali membacakan percakapan BBM Mindo dengan Angie terkait Merapi.
"'Nanti ditransfer ke rekening sekretaris saya saja, nanti saya BB ya'. Kemudian, saudara bilang lagi 'Bu, ini rekening untuk korban merapi atas nama, Lindina Wulandari'. Bagaimana ini hubungannya?" tanya Dharmawati.
Masih tetap pada pendiriannya, Angelina bersikukuh tidak mengenali percakapan itu. "Mohon maaf yang mulia, saya tidak mengenali pembicaraan tersebut, dan saya tidak mengunakan BB. Saya baru gunakan BB di 2010," katanya lagi.
Anehnya, sebelum dibacakan percakapan BBM-nya dengan Rosa di Merapi itu, Angie sempat mengakui kalau staf pribadinya ada yang bernama Lindina Wulandari. Masih terkait percakapan BBM Angie dengan Rosa, Dharmawati membacakan BAP yang menyebut istilah "big boss", "Bali" dan nama Nazar.
"Di BBM ini juga disebut 'Duh pusing, kasih saja ke Bali, karena urusannya dengan big boss'. Pernah bilang big boss?" tanya Dharmawati.
"Tidak", jawab Angie.
"Sebut Anas?" lanjut Dharnawati yang juga dijawab, "Tidak".
"Sebut Nazaruddin?" tanya Dharmawati. "Tidak yang Mulia," jawab Angie.
Dibacakan pula BBM yang mengatakan, 'Duh saya takut, apa ya alasan saya, saya tahu dia tidak suka dengan Pak Nazar'?. Lalu dijawab Angie, "Tidak, itu bukan komunikasi saya yang mulia," katanya.
Demikian juga saat ditanya soal "apel malang", "apel washington," dan "semangka".
Tim TPF
Bantahan Angelina tidak hanya terkait BBM. Politikus Partai Demokrat itu juga mengaku tidak pernah menerima uang terkait proyek wisma atlet. Angie mengatakan tidak pernah mengaku di hadapan tim pencari fakta Partai Demokrat kalau dirinya menerima uang.
"Tidak pernah," katanya singkat menjawab pertanyaan terdakwa Nazaruddin.
Walaupun membantah menerima uang, Angelina membenarkan adanya pertemuan para kader Partai Demokrat yang terjadi pasca kasus wisma atlet ini mencuat. Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah kader Partai Demokrat antara lain, Benny K Harman, Max Sopachua, Ruhut Sitompul, M Nasir, Edi Sitanggang, Mirwan Amir, Djafar Hafsah, Nazaruddin, dan Angelina sendiri.
Namun, menurut Angelina, tim Pencari Fakta Partai Demokrat (TPF) tidak pernah ada. Tidak ada surat keputusan yang menetapkan pembentukan tim tersebut. Angelina juga mengatakan, pertemuan itu tidak membahas aliran dana wisma atlet. Saat itu, katanya, hanya membicarakan isu-isu terkait pemberitaan yang merugikan Partai Demokrat.
"yang dibicarakan isu-isu terkait pemberitaan yang merugikan partai kami," kata Angelina.
Sementara, Nazaruddin bersikukuh kalau dalam pertemuan itu, Angelina mengaku terima uang. Dari Rp 9 miliar uang yang digelontorkan Permai Grup ke DPR. Angelina disebutnya menerima Rp 1,5 miliar. Kemudian, menurut Nazaruddin, uang itu diserahkan Angelina ke Mirwan Amir lalu diberikan lagi ke Anas Urbaningrum sebesar Rp 2 miliar dan ke Jafar Hafsah senilai Rp 1 miliar.
Bantah ikut bagi uang
Selain itu, Angelina mengaku tidak pernah ikut pembangian uang dalam Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Dalam Kongres itu, Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum partai. Sementara Nazaruddin mengatakan, Angelina, dirinya, dan mendiang suami Angelina, Adjie Massaid membagi-bagikan uang kepada ketua-ketua dewan pimpinan cabang (DPC) untuk pemenangan Anas.
"Waktu itu ada Almarhum suaminya Bu Angie, ada saya dan Angie. Bagi-bagi uang kepada ketua DPC tentang dari putaran jeda, dari putaran satu ke putaran dua, itu yang merealisasikannya uangnya kebetulan langsung dari tangan Angie, Adji dan saya," ungkap Nazaruddin seusai persidangan.
Amplop untuk para ketua DPC itu, katanya, diberikan saat jeda putaran pertama ke putaran kedua pemungutan suara. Nilainya, mencapai sekitar 2 juta dollar AS.
"Kalau uang yang lain kan lewat koordinator masing-masing, waktu itu karena jeda waktu mepet, maka dibagikan langsung," tambahnya.
Atas pengakuan Angelina ini, Nazaruddin menilai wanita itu berbohong. Nazar pun berniat melaporkan Angelina ke polisi atas tuduhan menyampaikan keterangan palsu dalam persidangan.
0 komentar:
Post a Comment