Senin, 29 Agustus 2011 12:49 wib
18 201Email0
Hilal (foto: Boscha-ITB)
"Tinggi hilal di seluruh Indonesia kurang dari dua derajat," kata peneliti senior dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin kepada okezone, Senin (29/8/2011).
Pantauan Lapan, kata Thomas, terhadap posisi hilal (bulan sabit pertama) pada akhir Ramadan ini tidak memungkinkan diteropong (rukyat). Tinggi hilal di seluruh Indonesia kurang dari dua derajat. Sementara jarak bulan dengan matahari kurang dari enam derajat.
Berdasarkan metode inkam rukyat, posisi itu sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan rukyatul hilal. Karena itulah, terang Thomas, kemungkinan besar Idul Fitri jatuh 31 Agustus. Dalam metode inkam rukyat disebutkan, jika hilal tidak bisa diteropong maka lama puasa dibulatkan menjadi 30 hari.
"Tapi kepastiannya kita harus tunggu sidang isbat nanti," tegasnya.
Meski hilal kemingkinan tidak bisa dilihat di seluruh penjuru Indonesia, menurut Thomas, peneropongan tetap dilakukan hari ini. Secara resmi, titik peneropongan dilakukan di 14 titik di Indonesia yang dikoordinir Kementerian Komunikasi dan Informasi. Di Jawa Barat, ruyatul hilal dilakukan di Lapan, ITB, Bosscha, dan Kementerian Agama.
Di luar 14 titik itu, peneropongan juga dilakukan kelompok masyarakat atau ormas dan peminat astronomi yang jumlahnya bisa mencapai puluhan. Hasil peneropongan inilah yang akan menjadi bahan diskusi sidang isbat untuk menentukan akhir Ramadan atau Idul Fitri. "Peneropongan dilakukan untuk membuktikan bahwa ruyat itu tidak berhasil," jelasnya.
Sumber: http://ramadan.okezone.com/read/2011/08/29/335/497724/lapan-prediksi-idul-fitri-jatuh-pada-31-agustus
0 komentar:
Post a Comment